Minggu, 01 Februari 2015

Analisis Kualitatif



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Melakukan analisis data harus melalui sebuah metode penelitian yaitu metode penelitian data kualitatif. Analisa kualitatif merupakan beberapa cara dalam melakukan sebuah penelitian dalam bentuk kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif,  adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan.
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, sebelum dilapangan, sewaktu dilapangan dan setelah dilapangan, baik itu data dari hasil wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Terdapat banyak gaya yang berbeda dari penelitian kualitatif dan terdapat suatu variasi cara dalam penanganan dan penganalisisan data sebagai saran konkret bagaimana analisis data dapat ditangani secara konseptual dan dapat dilakukan secara mekanis.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, adalah:
1.      Apa Pengertian Data Kualitatif ?
2.      Apa saja Karakteristik Penelitian Kualitatif ?
3.      Apa Saja Jenis – jenis Penelitian Kualitatif ?
4.      Bagaimana Tahapan – tahapan Penelitian Kualitatif ?
5.      Bagaimana Analisis Data Kualitatif ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Data Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandasan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebutkan juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang / jasa.[1] Sedangkan menurut Sugiyono Metode Penelitian adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[2]
Data adalah bagian-bagian khusus yang membentuk dasar-dasar analisis. Data meliputi apa yang dicatat orang secara aktif selama studi, seperti transkrip wawancara dan lapangan observasi. Data juga termasuk apa yang diciptakan orang lain dan yang ditemukan peneliti, seperti catatan harian, fotograf, dokumen resmi, dan artikel surat kabar.[3] Data adalah sebuah bukti dan sekaligus isyarat dan dikumpulkan secara hati-hati, melayani sebagai fakta yang tegar yang menghemat/mengamankan penulisan yang akan dilakukan dari spekulasi yang tidak ditemukan.
Data kualitatif adalah jenis data yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Pada beberapa data tertentu, dapat menunjukkan perbedaan dalam bentuk jenjang atau tingkatan, walaupun tidak jelas batas-batasnya.[4] Contohnya “amat baik”, ”baik”, “kurang baik”. Atau, dapat seperti: “tidak tahu”, “tahu”, “lupa”, dan sebagainya.
Data kualitatif amat bersifat subjektif, oleh karena itu seorang peneliti yang menggunakan data kualitatif sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif yang dapat mengaburkan objektivitas penelitian.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.[5]
Dari paparan di atas menurut penulis analisis data adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan menyaring data dan mengungkapkannya menjadi sebuah kalimat dan menginterpretasikannya.
Data-data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tidak memiliki arti apapun jika tidak diolah, dianalisis dan disajikan dengan sistematis. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dikaji dimulai sejak sebelum peneliti memasuki lapangan, kemudian dilanjutkan pada saat peneliti berada di lapangan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru, itu artinya kesimpulan sampai pada titik jenuh.
B.     Karakteristik Penelitian Kualitatif
1.      Penelitian Kualitatif Memiliki Latar Alamiah dengan Sumber data yang langsung dan Intrumen Kuncinya adalah Penelitinya.
Peneliti kualitatif pergi ke lapangan dan mengamati dan terlibat secara intensif sampai ia menemukan secara utuh apa yang dimaksudnya. Peneliti kualitatif yang ingin mengetahui tentang penyelenggaraan sekolah efektif, ia akan tinggal, berpartisipasi, merekam, memotret, mencatat, berkonsultasi dan melakukan dialog untuk menemuukan konsep tentang sekolah efektif, langkah-langkah yang ditempuh sekolah dalam melaksanakan sekolah efektif, kegiatan guru, siswa, dan sebagainya. Peneliti kualitatif merasa bahwa tidak akan diperoleh data/fakta yang akurat apabila hanya mendapatkan informasi melalui angket, peneliti ingin mendapatkan suasana yang sesungguhnya dalam konteks yang sebenarnya yang tak dapat ditangkap melalui angket..
2.      Penelitian Kualitatif Bersifat Deskriptif
Langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting social terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar daripada angka-angka. Mendiskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi.
3.      Penelitian Kualitatif Bekerja dengan Fokus pada proses dan hasil Merupakan Kebiscayaannya.
Menguji peneliti kualitatif lebih focus pada cara pencarian informasi, setelah itu baru bergeser pada hasil penelitian.
4.      Penelitian Kualitatif dalam Cara Analisis datanya Dilakukan secara Induktif
Penelitian kualitatif tidak mencari data/fakta untuk kepentingan pembuktian atau penolakan terhadap teori/konsep yang seperti tertuang dalam statement hipotesis peneliti.
5.      Penelitian Kualitatif Menjadikan “makna” Sebagai  yang esensial
Penelitian Kualitatif mementingkan makna artinya peneliti mengeksplorasi data sampai mendalam dan menemukan makna dibalik yang terungkap tersebut.
6.      Penelitian kualitatif Menjadikan Fokus Studi sebagai Batas Penelitian
Begitu banyak fakta-fakta yang ingin diungkap, keingintahuan yang ingin dibuktikan, belum lagi temuan-temuan lapangan yang memberikan kepenasaran untuk digali lebih dalam. Namun demikian peneliti dapat membatasi kajiannya dengan menetapkan focus studi sebagai batas penelitian sehingga tidak menimbulkan kebingungan dalam memverifikasi, mereduksi dan menganalisis data.
7.      Penelitian Kualitatif Desain Awalnya Bersifat Tentatif dan Verifikatif
Desain penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan secara baku dan kaku. Kebakuannya tergantung pada tujuan pencarian data dan focus studi yang dieksplorasi. Tidak heran apabila sistematika proposalnya bisa sangat beragam. Namun demikian, untuk memenuhi syarat akademik formal, setiap perguruan tinggi atau dosen pembimbing memiliki format tertentu sebagai pedoman yang dijadikan standar penulisan.
8.      Penelitian Kualitatif Menggunakan Kriteria khusus untuk Ukuran Keabsahan Data
Penelitian kualitatif terpercaya dan valid karena rekam jejak suatu penelitian memiliki tingkat kepercayaan tinggi, data dan sumber data satu dengan yang lainnya tertib secara formal dan material, dicatat dalam suatu catatan lapangan yang cermat dan taat asas, sehingga orang yang meragukan dapat mengkonfirmasi data secara mudah.
9.      Penelitian Kualitatif untuk kepentingan Grounded Theory
Banyak penelitian di perguruan tinggi yang bertujuan menguji dan membuktikan teori mulai dari penelitian  dasar sampai penelitian kompetitif. Sesungguhnya keterbatasan melakukan penelitian untuk gounded theory dapat mengakibatkan stagnasi perkembangan ilmu terutama penemuan teori-teori baru. Oleh karena itu, dosen-dosen di perguruan Tinggi sebagai dapurnya ilmu pengetahuan perlu didorong untuk tertarik melakukan studi gounded theory.
C.    Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
Secara singkat lima pendekatan yang berbeda, untuk menjelaskan model yang cocok untuk menulis penelitian kualitatif: Biografi, fenomenologi, penelitian grounded theory, etnografi dan studi kasus. Uraian singkat ini menjelaskan karakter dasar tiap pendekatan dan membuat kita bisa melihat perbedaan dalam menyusun dan menulis berbagai penelitian kualitatif.[6]
1.      Biografi
Pilihlah bentuk penulisan biografi untuk meneliti satu individu jika materinya tersedia, dan mudah didapat dan individu yang diteliti mau berbagi informasi (Jika dia Masih Hidup). Dalam penelitian biografis, peneliti memfokuskan diri pada satu orang individu, kemudian dia membangun penelitian dari cerita dan epiphany (peristiwa mendadak danpembukaan rahasia diri) dari kejadian – kejadian special individu, kemudian menempatkannya dalam konteks yang lebih kuas dan membangkitkan keberadaan penulis / peneliti dalam penelitian.
2.      Fenomenologi
Penelitian ini menggambarkan Pendekatan psikologi terhadap penelitian fenomenologis. Contoh penelitian ini adalah penelitian Riemen yang meneliti interaksi perawatan antara perawat dan pasiennya.
Pilihlah fenomenologi untuk meneliti sebuah fenomena dan makna yang dikandung untuk suatu individu, mendasarkan penelitian berdasarkan prinsip-prinsip / ajaran-ajaran filosofis fenomenologi, ikutilah sekumpulan prosedur dan akhiri dengan menjelaskan inti maknanya.
3.      Grounded theory
Pendekatan Grounded theory mempunyai beberapa aspek :
a.       Tujuan penelitian adalah untuk mengahasilakan sebuah teori dengan menggunakan pendekatan ‘orientasi pengembangan”.
b.      Prosedur yang digunakan benar-benar didiskusikan dan sistematik.
c.       Peneliti menyajikan model visual, diagram berkode teori.
d.      Bahasa dan kesannya ilmiah dan objektif tapi berhubungan dengan topic yang sensitive secara mencolok.
Gunakan pendekatan ini untuk menghasilkan dan mengembangkan teori. Kumpulkan informasi terutama dari interview, dan gunakan prosedur pengumpulan data yang sistematik dan analisis dikembangkan dari prosedur seperti aksial, open, dan coding tertentu.
4.      Etnografi
Aspek etnografi yang dapat ditarik dari artikel penelitian Wolcott yang menceritakan tentang budaya sekolah melalui aktivitas komite pemilihan kepala sekolah ;
a.       Penelitian menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi.
b.      Penelitian menyajikan ceritanya secara informal, seperti seorang pendongeng.
c.       Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari orang.
d.      Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis, dan interprestasi.
Gunakan penedekatan ini untuk meneliti perilaku sebuah grup pertukaran kebudayaan atau individual. Persiapkan untuk meneliti dan menginterview, dan menyelidiki tema-tema yang muncul dari penelitian perilaku manusia
5.      Studi Kasus
Contoh studi kasus adalah peneliti Asmussen & Creswell tentang reaksi kampus terhadap insiden penembakan di kampus. Beberapa aspek studi kasus yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a.       Kita menentukan “kasus” untuk penelitian, keseluruhan kampus dan respon terhadap potensi kekerasan.
b.      Kasus ini adalah sebuah “system terikat” terikat oleh waktu (kumpulan data enam bulan) dan tempat (sebuah kampus).
c.       Kita menggunakan sumber informasi yang banyak dan luas dalam pengumpulan data untuk mendapat gambaran detail dari respon kampus.
d.      Kita menggunakan banyak waktu untuk menjelaskan konteks atau setting kasus, menempatkan / mensituasikan kasus dalam sebuah kota daerah Midwestern yang damai, kampus yang sepi, sebuah gedung dan sebuah ruang kelas, bersamadengan detail kejadian selama 2 minggu setelah kejadian..
Pilih studi kasus untuk meneliti suatu kasus yang terjadi pada tempat dan waktu tertentu dan carilah materi kontekstual tentang seting kasus tersebut.

D.    Tahapan – Tahapan Penelitian Kualitatif
Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah Tahapan-tahapan penelitian itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut:[7]

Memilih Topik kajian
Menentukan topic dengan mengkaji paradigm dan fenomena empiric
Menetapkan focus inquiri
Menentukan unit analisis / katagori, sub unit analisis / sub katagori
Mengembangkan pertanyaan inquiri

Instrumentasi
Menentukan teknik pengumpulan data
Memilih informan dari tiap unit analisis
Menyiapkan instrument pedoman observasi/ partisipasi/  wawancara/ studi dokumentasi

Pelaksanaan Penelitian
Pengurusan Izin
Menemui Gate Keeper
Observasi partisipasi, wawancara, studi dokumentasi, triangulasi
Mempersiapkan catatan lapangan, FGD

Pengolahan Data
Reduksi data
Display
Analisis
Hasil penelitian
Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi

1.      Memilih Topik Kajian
Langkah pertama penelitian kualitatif secara formal adalah merancang penelitian. Kegiatan perencanaan penelitian kualitatif mencakup komponen-komponen penelitian yang diperlakukan walaupun masih bersifat tentative yang meliputi : focus penelitian, pengumpulan data, analisis data, perlengkapan penelitian, dan pemeriksaan keabsahan data, penentuan teknik penelitian.
2.      Menentukan Fokus Inquiri
Peneliti mulai konsentrasi untuk menentukan focus peneliti. Misalnya topic yang dipilih adalah kepemimpinan. Kaji secara mendalam topic paradigma kepemimpinan yang berkembang saat ini dan isu-isu kepemimpinan yang sedang hangat diperbincangkan orang.


3.      Lakukan Survey Pendahuluan
Maksud dan tujuan melakukan survey pendahuluan adalah memastikan bahwa topic inquiri ada data lapangannya dan setelah melakukan penjajakan, peneliti dapat mengenal dan menilai feasibilitas lapangan dari sisi keadaan, situasi, latar, dan konteksnya sehingga peneliti dapat mempersiapkan diri, mental maupun fisik, serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
4.      Kaji Literatur
Bersamaan dengan survey pendahuluan , peneliti dapat mengkaji literature untuk mendapat inspirasisecara teoritik/konsep dari focus yang ditelaah untuk menentukan kategori subkategori atau unit analisis sub unit analisis. Kajian literature dalam posisi penelitian kualitatif tidak dibuat untuk dijadikan rujukan penelitian akan tetapi dibuat untuk membantu peneliti saat mengumpulkan data sehingga tidak banyak waktu yang terbuang karena terlalu menelusuri atau menjelajahi daerah yang yang tak bertuan atau tidak ada hubunganya dengan penelitian.
5.      Kembangkan Kategori Sub / Unit Analisis Sub Unit
Fokus inquiri hasil dari justifikasi lapangan, selanjutnya dikembangkan kategori sub kategorinya. Memahami kategori tau unit analisis adalah mengetahui bagian-bagian atau aspek – aspek apa yang akan diungkap, siapa yang dapat mengungkapnya secara tepat dan dengan cara apa mengungkapnya. Dengan menentukan kategori dan sub kategori, memudahkan peneliti dalam menentukan batas-batas yang harus dieksplorasi di lapangan dan penelitian akan lebih focus.
6.      Kembangkan Instrumen
Intrumen Penelitian kualitatif adalah “Human instrument” atau manusia sebagai informan maupun yang mencari data atau instrument utama penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebagai ujuk tombakpengumpul data (instrument). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa : Observasi, partisipasi, studi dokumen, wawancara.
E.     Analisis Data Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, data yang muncul lebih banyak berwujud kata-kata, bukan rangkaian angka. Data kualitatif dikumpulkan dalam berbagai cara misalnya : observasi, wawancara, intisari dokumentasi, rekaman kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Analisis data dalam kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan : “ Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.
Terdapat banyak gaya yang berbeda dari penelitian kualitatif dan terdapat suatu variasi cara dalam penanganan dan penganalisisan data. Prinsip pokok metode analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.[8]
1.      Analisis Data Kualitatif Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Jadi. Ibarat seseorang ingin mencari pohon jati di suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat proposal penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut, berikut karakteristiknya.
            Setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan penelitiannya. Tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena fokus penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif, kalau fokus penelitian yang dirumuskan tidak ada dilapangan, maka peneliti akan merubah fokusnya, tidak lagi mencari kayu jati lagi, tetapi akan berubah, tetapi beralih ke pohon-pohon yang lain, bahkan juga mengamati binatang yang ada di hutan tersebut.
2.      Analisis Data Kualitatif Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman
Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanyasudah jenuh. Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan.
a.       Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan.
Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, pengodean, membuat tema-tema, membuat pemisah-pemisah, menulis memo-memo). Dan reduksi data / pentransformasian proses terus-menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan akhir lengkap.[9]
Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode, untuk ditarik ke luar,dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
b.      Model Data/Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif :
1)      Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan;
Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu, bentuk yang praktis.
Pada umumnya teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian, tersusun kurang baik. Pada kondisi seperti itu peneliti mudah melakukan suatu kesalahan atau bertindak secara ceroboh dan sangat gegabah mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat dan tidak berdasar. Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.[10]
Peneliti selanjutnya dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan dan bergerak ke analisis tahap berikutnya. Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan menggunakan model bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Merancang kolom dan baris dari suatu matrik untuk data kualitatif dan menentukan data yang mana, dalam bentuk yang mana, harus dimasukkan ke dalam sel yang mana adalah aktifitas analisis.[11]
c.       Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi  yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan.
Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah memproses secara induktif.[12]
3.      Analisis data Selama di Lapangan model Spradley
Tahapan penelitian kualitatif menurut Spradley yaitu:
  • Memilih situasi sosial (Place, Actor, Activity)
  • Melaksanakan observasi partisipan
  • Mencatat hasil observasi dan wawancara
  • Melakukan observasi deskriptif
  • Melakukan analisis domain
  • Melakukan analisis terfokus
  • Melaksanakan analisis taksonomi
  • Melakukan observasi terseleksi
  • Melakukan analisis komponensial
  • Melakukan analisis tema
  • Temuan budaya
  • Menulis laporan penelitian kualitatif
Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley, bisa dipakai sebagai  pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar  model analisis itu diuraikan sebagai berikut:
a.       Analisis Domain (Domain analysis).
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperolehdomain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 elemen dasar domain yaitu Cover term, Included term dan Semantic relationship. Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu: (a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
b.      Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).
Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan suatu semantic relationship.  Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: (a) Memilih salah satu domain untuk dianalisis; (b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g) Membangun taksonomi secara lengkap.
c.       Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu: (a) Memilih domain yang akan dianalisis; (b) Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan; (c) Menyiapkan lembar paradigm; (d) Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai; (e) Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; (f) Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada; (g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data; (h) Menyiapkan paradigma lengkap.
d.      Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: (a) Melebur diri; (b) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan; (c) Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya; (d) Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis; (e) Mengidentifikasi domain terorganisir; (f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain; (g) Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Data kualitatif adalah jenis data yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Pada beberapa data tertentu, dapat menunjukkan perbedaan dalam bentuk jenjang atau tingkatan, walaupun tidak jelas batas-batasnya. Contohnya “amat baik”, ”baik”, “kurang baik”. Atau, dapat seperti: “tidak tahu”, “tahu”, “lupa”, dan sebagainya. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang / jasa
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik dengan mendeskripsikan suatu yang sebenarnya, tetapi laporannya bukan sekedar bentuk laporan suatu kejadian tanpa suatu interpretasi ilmiah.
Karakteristik penelitian kualitatif diantaranya : Biografi, fenomenologi, penelitian grounded theory, etnografi dan studi kasus.
Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan.
Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley, bisa dipakai sebagai  pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar  model analisisnya yaitu : Analisis Domain, Analisis Taksonomi, Analisis Komponensial, Analisis Teama Kultural.
B.     Kritik dan Saran
Sebagai seorang manusia tentulah mempunyai kelebihan dan kekurangan.oleh sebab itu, dalam memandang segala sesuatu penulis sarankan agar dengan hati yang jernih sehingga mudah bagi kita menerima kebenaran, karena segala sesuatu mempunyai manfaat. Dan juga, makalah ini masih jauh dari kata sempurna seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu penulis masih memerlukan banyak masukan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT RajaGrafindo, 2005.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2008.
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010.
Djam’an satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian  Kuantitatif Kualitatif dan R&D : Alfabeta, 2013.



[1] Djam’an satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2014, h. 22
[2] Sugiyono, Metode Penelitian  Kuantitatif Kualitatif dan R&D : Alfabeta, 2013, h. 9
[3]Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011, h. 64-65.
[4] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2008, h. 104.
[5] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Penerbit Alfabeta, 2010, h. 89.
[6] Djam’an satori, Op. Cit., h. 33-36
[7] Ibid., h. 82
[8] Sugiyono, Op. Cit., h.245-256
[9] Ibid.,
[10] Hamid Patilima, Op. Cit., h. 101.
[11] Emzir Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT RajaGrafindo, 2005, h. 132.
[12] Ibid., h. 133.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar