teks pidato anak-anak
ini
adalah draft naskah lomba pidato anak-anak yang pernah saya buat dulu
untuk dibacakan dan dilombakan antar santri cilik se garut. Tentu saja, yang membacanya anak SD. IBerikut isinya :
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
حمداً لله، وصلاةً وسلاماً على نبيه وآله وصحبه ومن والاه، وعلى كل من اهتدى بهداه. أما بعد
Hamdal-lillaah,
wa shalaatan wa salaaman ‘alaa nabiyyihi wa aalihi wa shahbihi wa man
waalah, wa ‘alaa kulli manih-tadaa bihudaah. Amma ba’du.
Bapak-bapak,
ibu-ibu, dan teman-teman sekalian, pada kesempatan kali ini saya akan
mencoba menyampaikan salah satu hal yang menjadi kewajiban kita semua.
Yaitu berbakti kepada orang tua.
Berbakti
kepada orang tua merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimah, mulai
anak-anak sampai orang dewasa. Kewajiban itu telah Allah perintahkan
sebagaimana firman-Nya dalam Kitabullah yang mulia :
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي
الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
Wa’-budullaaha
walaa tusyrikuu bihii syaia, wa bil-waalidaini ihsaanaw-wa dzil qurbaa
wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari dzil qurbaa wal-jaaril-junubi
wash-shaahibi bil-janbi wab-nis-sabiili wamaa malakat aimaanukum.
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu” [QS. An-Nisaa ayat 36].
Kita
diwajibkan menghormati mereka, tidak menyusahkan mereka, serta tidak
melawan mereka. Bahkan,….kita diharamkan untuk berkata “ah” kepada orang
tua apabila diperintah mengerjakan sesuatu. Allah telah berfirman dalam
QS. Al-Israa ayat 23 yang bunyinya :
فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
Falaa taqul-lahumaa uffin walaa tanhar humaa wa qul-lahumaa qaulan-kariima
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia”.
Bapak-bapak,
ibu-ibu, dan teman-teman sekalian dapat memperhatikan ayat yang telah
saya bacakan barusan. Jika perkataan “ah” saja tidak diperbolehkan, maka
bagaimana halnya jika kita mengatakan kata-kata kasar terhadap ibu dan
bapak kita ? Atau bahkan memukul mereka ? Kita tidak boleh mencontoh
perilaku orang-orang kafir yang sering muncul di tivi-tivi dan di
majalah-majalah yang menyebutkan kedurhakaan mereka terhadap orang tua.
Islam
adalah agama yang mulia yang mengajarkan sopan-santun terhadap orang
tua. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai bentuk pengamalan
kita berbakti kepada orang tua. Diantaranya adalah :
1. Menuruti perintah orang tua.
Tidak boleh membangkang dan tidak boleh bandel. Kalau kita diperintah
untuk shalat, cepat-cepat kita mengerjakan shalat. Kalau kita diperintah
untuk belajar, ya cepat-cepat belajar.
2. Membantu pekerjaan orang tua di rumah.
Misalnya : kalau kita melihat lantai rumah belum disapu, lekas saja
kita sapu. Apabila bangun tidur, jangan langsung pergi kel luar kamar
sebelum membereskan tempat tidur. Kita tidak boleh merepotkan ibu dan
bapak kita. Kita harus membantu mereka sebisa kita.
3. Berkata dengan baik dan sopan. Bagi teman-teman yang biasa memakai bahasa Jawa, jangan memakai bahasa Ngoko. Tapi pakailah bahasa kromo inggil.
4. Belajar yang rajin agar menjadi anak yang pinter.
Orang tua kita pasti senang jika melihat kita menjadi anak yang rajin
dan pintar. Membuat senang orang tua juga merupakan perbuatan berbakti
kepada orang tua.
5. Ini yang tidak kalah penting : Beribadah yang rajin dan selalu mendoakan mereka. Teman-teman hafal tidak doa yang diajarkan ibu guru kita di sekolah ? Itu lho :
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Rabbanagh-firlii wa liwaalidayya wa lil-mukminiina yauma yaquumul-hisaab
“Ya
Rabb kami, berikanlah ampunan kepadaku dan kedua orang tuaku serta
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (diambil dari QS. Ibrahim : 41).
6. Dan yang lainnya……
Masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Apabila
teman-teman bertanya kepada saya : “Mengapa kita harus berbakti kepada
orang tua ?”. Kata pak ustadz, kita harus berbakti kepada orang tua
karena Allah dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah
memerintahkan demikian dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu,
melalui perantaraan orang tualah kita dilahirkan ke dunia ini. Orang tua
kita lah yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang sewaktu
kita masih bayi, sampai kita dapat bersekolah saat ini. Orang tua lah
yang mendidik, membiayai, dan mencukupi semua kebutuhan kita tanpa
pamrih. Orang tua kita sangat merasa sedih ketika kita sakit. Kita
dibawa ke dokter, disuntik, agar kita dapat sehat kembali dan dapat
bermain dengan teman-teman. Kita berbakti kepada orang tua dalam rangka
beramal shalih mencari pahala dan keridlaan Allah di dunia.
Pak
ustadz juga bilang, kita tidak boleh durhaka kepada orang tua kita,
lebih-lebih pada ibu kandung kita. Haram hukumnya. Ibu lah yang telah
mengandung kita, membawa kita kemanapun ibu kita pergi. Ibu kita telah
mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan kita di bu bidan. O,
iya,….saya ingat perkataan pak ustadz bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
pernah ditanya oleh salah seorang shahabat : “Wahai Rasulullah, kepada
siapakah aku harus berbakti pertama kali ?”. Rasulullah menjawab :
“Ibumu”. Orang tersebut mengulang sampai tiga kali. Rasulullah memberi
jawaban yang sama : “Ibumu”. Baru kemudian beliau menjawab : “Bapakmu”.
Makanya teman-teman,…..jangan nakal ya sama ibu kita.
Bapak-bapak,
ibu-ibu, dan teman-teman yang saya cintai,….kiranya apa yang saya
sampaikan tentang Berbakti kepada Orang Tua saya cukupkan sampai di
sini. Sebagai penutup, akan saya sampaikan sebuah hadits dimana
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
Ridlar-rabbi fii ridlal-waalidi, wa sukhthur-rabbi fii sukhthil-waalidi
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua, dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua”.
Wa shallallaahu wa sallama ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wal-hamdulillaahi rabbil-‘aalamiin. Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar